1 Oktober 2022 adalah hari yang tidak di inginkan seluruh dunia, khususnya di kabupaten Malang. Berita duka yang memakan ratusan jiwa itu disebut sebagai “Tragedi Kanjuruhan”. Bagaimana tidak, banyak ratusan korban luka-luka dan meregang nyawa setelah melihat pertandingan sepak bola Arema VS Persebaya yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan Malang. Tidak hanya warga kabupaten Malang saja yang ikut menyaksikan, bahkan di luar kabupaten Malang juga ikut menyaksikan pertandingan dua tim sepak bola kenamaan tersebut.
Gas air mata yang di semprotkan ke tribun mengakibatkan penonton berhamburan dengan menutup mata. Sehingga banyak korban yang bergelimpangan, terinjak-injak, bahkan sampai sesak nafas. Dari ratusan korban yang dikabarkan meninggal, salah satunya siswa dari SMPN 1 Sumberpucung Yulio Dini kelas 8 dan Handika Rizki Triono kelas 9.
Kepala Sekolah, guru, dan seluruh warga SMPN 1 Sumberpucung turut berbelasungkawa terhadap kejadian tersebut, dan khususnya kepada siswa yang dinyatakan meninggal. Oleh karena itu seluruh warga SMPN 1 Sumberpucung bersama-sama mengadakan do’a dan tahlil bersama untuk mendo’akan ratusan korban tragedy kanjuruhan.
Kepala Sekolah, guru, beserta teman-teman dari siswa yang meninggal juga mengunjungi/takziyah kerumah siswa yang meninggal tersebut. Dengan berdo’a bersama dirumah duka dan memberikan bantuan untuk keluarga yang ditinggalkan.