
Prestasi membanggakan berhasil diukir oleh SMP Negeri 1 Sumberpucung, kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Meski sekolah tersebut berada jauh dari kota, bahkan terletak di perbatasan antara Kabupaten Malang dengan Kota Blitar warga sekolah dapat mewujudkan pola hidup bersih dan sehat dilingkungan sekolah. Mereka berhasil menyambet juara pertama dalam lomba sekolah sehat di tingkat Kabupaten Malang. Sehingga, sekolah yang di pimpin oleh bapak Suparianto,S.Pd.,M.Pd itu berhak mewakili provinsi Jawa Timur maju dalam lomba yang sama di tingkat nasional.
Kepala SMP Negeri 1 Sumberpucung Suparianto,S.Pd.,M.Pd mengaku menjadi juara dalam lomba bukanlah tujuan utama. Menurutnya dimana dirinya berada, ingin membuat sekolah menjadi nyaman, indah, bersih, dan lingkungannya kondusif untuk proses belajar-mengajar anak-anak.
“Yang lebih penting adalah pembentukan karakter anak, agar memiliki gaya hidup bersih, sehat dan peduli terhadap lingkungan. Saya ingin meluluskan anak-anak yang tak hanya berprestasi dan hanya bagus dalam akademik saja, tetapi juga yang memiliki kualitas dan karakter” katanya Rabu (11/10).
Pihaknya saat ini terus mempertahankan apa yang sudah bagus dan terus mempersiapkan untuk maju di tingkat nasional.
“Kami menilai bahwa adanya Lomba Sekolah Sehat mendorong masyarakat untuk berusaha mewujudkan sekolah yang sehat dan membangun kebiasaan untuk berlaku sehat di lingkungan sekolah. Hal ini perlu terus dilakukan untuk menyelamatkan anak-anak bangsa dari berbagai ancaman penyakit” tambahannya.
Semnentara itu guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Endang Nuswir K, S.Pd menjelaskan bahwa bukanlah hal yang mudah merubah kebiasaan siswa berpola hidup bersih dan sehat termasuk membuang sampah pada tempatnya.
“Upaya itu memerlukan waktu lima tahun lebih agar para siswa menghargai lingkungan terutama dalam hal membuang sampah pada tempatnya, dapat memilah sampah organik, anorganik dan sampah bahaya, tak hanya itu para siswa dia ajarkan untuk mengolah sampah dengan baik, seperti sampah yang sudah dipilah akan di olah kembali menjadi pupuk kompos” katanya.
Endang mengatakan kebiasaan tersebut sudah dicontohkan Kepala sekolah, para guru dan penjaga untuk merubah kebiasaan membuang sampah pada tempatnya dan peduli dengan keindahan lingkungan. Awalnya setiap mau pelajaran ada waktu 10-15 menit untuk melihat lingkungan, apabila ada sampah untuk dimasukan di tempat sampah.
“Semula mereka terlihat keberatan, namun setekah kebiasaan itu sudah membudaya, maka apabila ada warga sekolah yang terlihat membuang sampah sembarangan akan diingatkan oleh siswa, karena telah merasakan manfaat kebersihan dan keindahan” tambahannya.
Endang menambahkan bahwa tanaman yang ada di sekolahnya 80 persen merupakan tanaman siswannya. Karena ada kebiasaan siswa menanam dan merawat taman-taman agar mereka mempunyai tanggung jawab memelihara.
Debriel dan Rozsela Siswa kelas 9 mengaku senang dan bersyukur bahwa sekolahnnya bisa menjadi juara sekolah tingkat provinsi. Dia mengaku ikurt andil dalam menjaga kebersihan dengan memilah-milahkan sampah organik dan an organik serta juga ikut dalam penanaman pohon kembali.
